Sabtu, 24 Februari 2018

A FLASH FICTION WRITTEN BY ME #1: TERLAMBAT

(Writer notes : I will keep practicing to write some flash fiction from now on, so if you read this, gimme' some feedback! Terrible feedback is acceptable. Thanks :D)
"Nor..nora, lo yakin?", Dave iseng membuka percakapan sambil terus berjalan dengan radius 5 meter di belakang sahabatnya.
"Yakin apa?", Nora menjawab malas.
"Yakin lo gasuka sama gue? Gue yakin seribu persen gue cowo pertama yang nembak lo terang terangan!  Masa lo ga baper?", goda Dave, mencoba menggoyahkan keputusan Nora menolak pernyataan cintanya di sekolah kemarin
"Narsis."
Nora tahu betul jawaban singkat yang keluar dari mulutnya itu tidak sejalan dengan suara hatinya. Nora tahu betul tindakan Dave kemarin adalah salah satu dari daftar impiannya yang menjadi kenyataan. Kebahagiaan yang membuncah di hati Nora sangat kontras dengan raut wajahnya saat ini. Ia ragu terhadap sikap Dave yang cenderung mudah berubah dan asal asalan. Bermacam pikiran tentang kondisi keluarga dan tuntutan dunia yang seolah tak ada habisnya sudah cukup memenuhi otaknya. Bagi Nora sudah tidak ada ruang untuk memikirkan hal klise seperti cinta dan rasa suka.
"Kejam lo, Nor!
Dave seketika menghadang langkah kaki Nora, memasang raut wajah kecewa.
"Gue mau jalan sendiri aja dari sini., Nora mengeluarkan ultimatum tak langsung.
"E...eh, iya iya gue diem. Jangan marah. Gue cuma pengen ikut lo beli alat kimia daripada ngendep di lab berdua sama Bu Saroh. Lo tau kan kalo dia lagi cerita soal suaminya kayak orang lagi nge-rap.", bujuk Dave.
DAVE!
Nora terbangun dengan wajah pucat pasi. Nafasnya tersengal sengal. Seketika ia terhenyak, mencoba mencerna apa yang barusan terjadi. Dari sudut matanya, tampak air mata menetes. Rupanya sosok lelaki yang ia cintai dan tanpa disadari juga mencintai dirinya tanpa syarat, kembali dijumpainya dalam mimpi. Perasaan Nora terkoyak akan luapan rindu terhadap lelaki itu. Nora menutup wajahnya, membenci kenyataan kalau lelaki yang pernah ia ragukan ketulusan cintanya sudah pergi ke dimensi diluar  jangkauannya.

***